welcome

Selamat Datang di Blog Arie Motor

Selasa, 15 Desember 2009



Tips Cara Memilih Ban Motor
Di kalangan bikers ban merupakan peranti standar
yang wajib ada. Ya iyalah, gimana bisa ‘nggelindhing tanpa ban? Banyak
pilihan dalam memilih ban mulai dari jenis tubeless dan pakai ban dalam
atau tidak. Kesulitan memilih bertambah kian maraknya merek ban dan
jenis kembangannya istilah kerennya pattern.

Langkah awalnya yang sederhana adalah memilih ban
yang di bannya terdapat label SNI. Untuk mendapatkan label SNI ini
perusahaan ban maupun importir harus melakukan pengujian di
laboratorium yang telah ditunjuk di Indonesia. Sample diambil dari
pabrik ataupun yang ada di pasaran kemudian disegel sedemikian rupa
lalu dikirimkan ke laboratorium.


Pada umumnya pengujian bersifat destruktif (merusak). Ini untuk mengetahui
tingkat kemampuan ban itu sendiri. Banyak keuntungan bila kita memilih
ban dengan label SNI. Pertama, safety. Hal ini menjadi kita lebih yakin
mempergunakannya. Kedua, produk dalam negeri akan lebih terlindungi.
Dalam arti keran impor tidak dibuka lebar-lebar tanpa kualifikasi. Ada
beberapa kasus mengenai ban yang tidak terangkat ke permukaan. Ini
lebih dikarenakan terlalu mudahnya memasukan barang dan tentu saja
murahnya ban tersebut. Murah tentu saja terkait dengan harga. Namun,
pentingkah itu bila dikaitkan dengan nyawa? Sungguh terlalu !

Perbedaan harga tidak terpaut jauh bila
dibandingkan dengan ban standar. Tentu saja pabrik ban telah
memperhitungkan hal ini. Jadi jangan kuatir kemahalan. Harga biasanya
yang mempermainkan adalah penjualnya. So..pilihlah bengkel yang
terpercaya dan direkomendasikan. Gitu aja kok repot…

  • Mempertahankan ban standar adalah solusi bijak.
    Jika memang basah atau hujan menjadi perhatian utama maka ban dengan
    karakter kontak area yang lebar akan menjadi pilihan terbaik. Mungkin
    untuk jenis bebek 100 - 150 cc ban belakang menggunakan 80/90-17, 90/90
    atau 90/80-17 atau 100/70 or 100/80-17.
  • Untuk jenis sport 150 - 250 cc, 100/80, 120/80 atau 130/70 merupakan alternatif yang menarik.
  • Khusus range tapak 100 ke atas sesuaikan dengan
    velg yang ada.Untuk profile sesuai yang diharapkan mesti dipasangkan
    velg yang tepat. Jika tidak maka percuma, karena karakter handling yang
    diharapkan tidak akan maksimal. Jika velg lebih kecil dari yang
    seharusnya tapak ban akan meruncing.
  • Kembangan. Bila ingin terlihat keren, bilang aja
    pattern. Dijamin sampeyan mirip bule yang bikin ban Michelin.Tapi gak
    keren ah, lah kalah mulu sama Bridgestone. Untuk penggunaan harian
    unsur fashion lebih dominan. Sepanjang pattern cukup streamline,
    terlihat aliran bagus maka sistem buangan air akan bagus pula. Karakter
    blok dapat ditemui pada ban tipe off road ataupun yang menganut dua
    medan. Tanah bisa, aspal oke. Tipe ini memiliki bentuk pattern dengan
    disusun oleh knob agar memiliki tekanan ke dalam tanah yang labil untuk
    mencapai lapisan yang stabil, misal tanah merah berlumpur. Dasar tanah
    ada yang keras namun lapisan atas sangat labil (lumpur). Namun ada
    beberapa karakter blok dengan kedalaman groove yang tidak terlalu dalam
    juga maksimal untuk jalan basah.
  • Tekanan ban. Terdapat salah kaprah yang ada saat
    ini. Dengan mengurangi angin. Di tabloid Otomotif pun menganjurkannya
    beberapa edisi lalu. Hal ini lebih memberi kesan ban lebih lebar dengan
    harapan akan lebih menapak dengan sempurna. Pada kenyataannya bentuk
    profile center tread membelah sehingga bagian tengah dari ban tersebut
    tidak memiliki tekanan ban yang sempurna ke aspal. Justru hal ini akan
    membahayakan disebabkan respon pengereman akan berkurang. Untuk amannya
    untuk mengisi angin sesuai anjuran pabrik.


So…gak susah kan pilah pilih ban !!!!!

Sumber:
http://kafemotor.org/2007/12/12/memilih-dan-merawat-ban-motor/#more-486

Tips Memilih Busi Yang Tepat untuk Motor

Busi pada sistem pengapian berfungsi sebagai alat untuk memercikan api listrik guna membakar campuran gas pada ruang bakar. Percikan api listrik ini diperoleh dari tegangan tinggi yang dihasilkan oleh ignition coil.

Paling tidak ada tujuh bagian utama busi yang berupa terminal, pusat elektroda, insulator, rumah plug, gasket, dan elektroda positif serta negatif. Karena fungsinya, maka perambatan panas dalam busi tak berlangsung merata. Dari tipe pembakarannya, sekurangnya terdapat tiga jenis busi, yaitu busi tipe panas, sedang, dan dingin.
Busi dingin biasanya dipakai pada mesin-mesin kendaraan yang mesinnya cenderung harus bekerja dalam suhu yang relatif panasnya tinggi.
Sedang busi panas digunakan pada mesin dingin. Sementara, angka yang ditunjukkan pada busi biasanya menerangkan daya rambat panas keluar dari busi dimana bila angka membesar berarti daya rambatnya juga besar atau sebaliknya.

Tipe busi panas adalah jenis yang sukar merambatkan panas hasil pembakarannya keluar dari elektroda sehingga bagian ini selalu panas. Sementara tipe busi dingin, amat mudah merambatkan panas sehingga elektrodanya selalu dingin. Dan, busi sedang berada diantara keduanya. Busi merupakan bagian yang harus selalu mendapat perawatan untuk menjamin optimasi pembakaran. Salah satu cara perawatannya adalah membersihkan busi dari kotoran dan sisa pelumas. Berikut ini cara perawatan secara mandiri.

  • Setelah melepaskan semua busi dengan kunci busi. Periksalah kondisinya. Jika busi kering dan berkerak abu-abu menandakan kondisi pembakaran mobil Anda baik. Bila basah serta kerak berwarna hitam, menggambarkan pembakaran mesin kurang sempurna.
  • Bersihkan mulut busi bagian luar dengan menggunakan sikat kawat. Untuk memudahkan pembersihan, busi direndam dengan bensin atau minyak tanah sebelum dibersihkan.
  • Bersihkan bagian mulut dalam busi dengan kawat kecil atau peniti hingga seluruh keraknya keluar.
  • Ampelas dengan merata bagian ini hingga busi benar-benar kembali tampak seperti kondisi awal.
  • Periksa kembali celah antara elektroda positif (bagian membulat) dan elektroda negatif (bagian melengkung yang nampak keluar dari busi). Kembalikan pada posisi normal sesuai buku petunjuk. Pada umumnya celah busi berjarak 0,8 mm.
  • Setelah itu masukkan kembali busi pada tempatnya. Harap diingat, jangan mengencangkan busi hingga terlalu keras. Sebab, bila itu terjadi busi akan sulit kembali dilepas atau bisa saja menyebabkan rusaknya arus ulir pada lubang mesin. Perawatan mandiri busi akan sangat membantu proses optimasi pembakaran. Sehingga tak saja busi, platina maupun injektor juga akan lebih awet.

sumber : http://www.yamaha-motor.co.id/ymh.content.inside.asp?mm=5

Senin, 14 Desember 2009


Fungsi OLI dalam kendaraan anda :
Umum beranggapan bahwa fungsi utama oli hanyalah sebagai pelumas mesin. Padahal oli memiliki fungsi lain yang tak kalah penting, yakni antara lain sebagai; Pendingin, Pelindung dari Karat, Pembersih dan Penutup Celah pada Dinding Mesin serta meminimalisir gesekan yang terjadi.

Semua Fungsi tersebut adalah sangat erat berkaitan; sebagai Pelumas, Oli akan membuat gesekan antar komponen di dalam mesin bergerak lebih halus, sehingga memudahkan mesin untuk mencapai suhu kerja yang ideal. Selain itu Oli juga bertindak sebagai fluida yang memindahkan panas ruang bakar yang mencapai 1000-1600 derajat Celcius ke bagian lain mesin yang lebih dingin.

Dengan tingkat kekentalan yang disesuaikan dengan kapasitas volume maupun kebutuhan mesin. Maka semakin kental oli, tingkat kebocoran akan semakin kecil, namun disisi lain mengakibatkan bertambahnya beban kerja bagi pompa oli.

Oleh sebab itu, peruntukkan bagi mesin kendaraan Baru (dan/atau relatif Baru berumur dibawah 3 tahun) direkomendasikan untuk menggunakan oli dengan tingkat kekentalan minimum SAE10W. Sebab seluruh komponen mesin baru (dengan teknologi terakhir) memiliki lubang atau celah dinding yang sangat kecil, sehingga akan sulit dimasuki oleh oli yang memiliki kekentalan tinggi.

Selain itu kandungan aditif dalam oli, akan membuat lapisan film pada dinding silinder guna melindungi mesin pada saat start. Sekaligus mencegah timbulnya karat, sekalipun kendaraan tidak dipergunakan dalam waktu yang lama. Disamping itu pula kandungan aditif deterjen dalam pelumas berfungsi sebagai pelarut kotoran hasil sisa pembakaran agar terbuang saat pergantian oli.

SPESIFIKASI OLI

Semakin banyaknya pilihan oli saat ini, tidak semestinya membuat bingung. Ada beberapa hal yang mungkin bisa dijadikan Acuan; antara lain, kenali karakter kendaraan anda (spesifikasi mesin serta lingkungan dimana mayoritas anda berkendara (suhu, kelembaban udara, debu, dsbnya.).

Tingkat kekentalan oli menjadi prioritas terpenting dalam memilih Oli. Kode pengenal Oli adalah berupa huruf SAE yang merupakan singkatan dari Society of Automotive Engineers. Selanjutnya angka yang mengikuti dibelakangnya, menunjukkan tingkat kekentalan oli tersebut. SAE 40 atau SAE 15W-50, semakin besar angka yang mengikuti Kode oli menandakan semakin kentalnya oli tersebut.

Sedangkan huruf W yang terdapat dibelakang angka awal, merupakan singkatan dari Winter. SAE 15W-50, berarti oli tersebut memiliki tingkat kekentalan SAE 10 untuk kondisi suhu dingin dan SAE 50 pada kondisi suhu panas. Dengan kondisi seperti ini, oli akan memberikan perlindungan optimal saat mesin start pada kondisi ekstrim sekalipun. Sementara itu dalam kondisi panas normal, idealnya oli akan bekerja pada kisaran angka kekentalan 40-50 menurut standar SAE.

Mutu dari oli sendiri ditunjukkan oleh kode API (American Petroleum Institute) dengan diikuti oleh tingkatan huruf dibelakangnya. API: SL, kode S (Spark) menandakan pelumas mesin untuk bensin. Kode huruf kedua mununjukkan nilai mutu oli, semakin mendekati huruf Z mutu oli semakin baik dalam melapisi komponen dengan lapisan film dan semakin sesuai dengan kebutuhan mesin modern.

*


SF/SG/SH - untuk jenis mesin kendaraan produksi (1980-1996)
SJ - untuk jenis mesin kendaraan produksi (1996 - 2001)
SL - untuk jenis mesin kendaraan produksi (2001 - 2004)


MITOS
Minimnya pengetahuan tentang perkembangan teknologi pelumas, menyebabkan timbulnya banyak mitos di masyarakat. Sebagai contoh, saat mengganti oli mesin ... oli bekas berwarna hitam ... sering dianggap oli berkualitas buruk.

Padahal justru sebaliknya, perubahan warna oli menandakan bahwa oli telah bekerja dengan baik sebagai pelarut kotoran. Selanjutnya kotoran akan terbawa keluar pada saat pergantian oli dilakukan, karenanya dinding mesin akan terbebas dari kerak.

Dilain pihak, apabila perubahan warna tersebut terjadi dalam kurun waktu yang sangat dekat (terhitung sejak saat pergantian pertama), itu menandakan kemungkinan adanya kerusakan komponen didalam mesin sehingga oli cepat teroksidasi.

beberapa topik pembahasan disadur dari Tabloid Autobild - Mengerti Oli

Kamis, 10 Desember 2009

Bengkel Motor Arie Motor

Bengkel Motor Arie Motor, Beralamat di Jalan Raya Nagreg Km 18, No. 839 Bandung.
kami menerima jasa service, spare part, dan keperluan tehnik lainnya.